no fucking license
Bookmark

Terdampar




“Non Lelly kalo mau teriak silahkan aja. Di pulau ini gak ada orang selain kita. Kalo mau lari silahkan .. toh non Lelly gak bisa keluar dari pulau ini. Jadi kalo mau selamat mending pasrah aja dan nikmati apa mau saya ... NGERTI?!” Tiba-tiba Joddy mulai berani mengancam Lelly.
-- Blurb --

DISCLAIMER!

Cerita ini hanya sebuah karangan belaka. Dengan ini kami menganggap pembaca adalah benar sudah DEWASA dan mampu mempertanggung-jawabkan pilihan bacaannya sendiri. Semoga semesta menjadi saksi, bahwa kami sudah sangat serius berusaha untuk mengingatkan.

WARNING!

Anak kecil harap segera menyingkir!



Informasi Cerita :

Judul Cerita

Penulis

Total Chapter

Hak Akses

Hanya Untuk

:    Terdampar

:    elngprtma

:    5 Chapter

:    Free

:    DEWASA!





FeatureImage

Bab 1 – Pengantin Baru

Lelly berusia 24 tahun, ia adalah karyawati di sebuah bank pemerintah. Suaminya bernama Jimmy, usianya tidak terpaut jauh,  ia bekerja sebagai staff di pemda kota terbesar di daerah jawa timur. Pasangan keluarga muda yang benar-benar mapan dalam soal ekonomi, mereka selalu tampak bahagia, memadu kasih dengan segenap rasa cinta. 

Tetapi karena kesibukkan pekerjaan masing-masing, mereka tidak bisa menikmati masa-masa bulan madu. Setelah mengajukan cuti untuk melangsungkan pernikahan yang bisa terbilang mewah dan besar-besaran itu, mereka langsung disibukkan kembali dengan pekerjaan yang menumpuk selama ditinggal cuti.

Enam bulan usia pernikahan mereka lalui bersama dengan lika-liku yg berhasil mereka berdua lalui tanpa rintangan yang berarti. Mereka cukup menikmati bulan madu di dalam rumah yang baru  saja mereka beli. 

Rumah yang cukup besar dan nyaman itu menjadi saksi, betapa liar dan ganasnya Jimmy saat mereka melakukan hubungan suami istri. Tidak ada satupun ruangan yang belum pernah mereka gunakan untuk melakukannya. Sebutlah, kamar utama, ruang tamu, dapur, kamar mandi, bahkan balkon teras rumah pun pernah mereka gunakan sebagai sarana penyaluran biologis saat weekend dan hari-hari libur. Dan mereka benar-benar menikmatinya.

Hari ini, Jimmy pulang dengan membawa kabar yang akan membahagiakan istrinya. Sedari siang ia sudah merasa tidak sabar untuk segera pulang untuk memeluk dan mencium aroma wangi tubuh istrinya yang sangat ia cintai itu.

 “Sayang ... aku pulang ....” seru Jimmy, langkah kakinya tampak semakin melebar, setelah memarkirkan mobil, ia buru-buru masuk ke dalam rumah dan menyapu seluruh ruangan mencari istrinya.

 “Sayang ... kamu dimana?” 

Jimmy kembali berteriak, kedua matanya berputar ke segala arah, keningnya sempat berkerut untuk beberapa saat ketika menyadari rumahnya seakan tidak lagi berpenghuni. Sebelum akhirnya ia merasa lega saat tiba-tiba terdengar suara yang sangat ia kenal, suara merdu yang selalu menjadi candu baginya.

“Iyaa, sayaaang ... aku masih mandi ... tunggu bentar,  ya ....” 

Walau teredam samar, suara Lelly cukup terdengar di telinga Jimmy. Dengan senyum yang melengkung di wajahnya, Jimmy membalas teriakan istrinya itu, “Oh, iya sayang ... aku ikuut boleeh gaaaaaak?!” sahut Jimmy usil sembari bergerak ke asal suara. 

Tanpa di minta dua kali, Lelly segera membuka pintu kamar mandi dan membiarkan Jimmy bergabung dengannya. Suara gemericik air kini bercampur dengan suara-suara desahan dan napas-napas yang tersenggal, sebelum akhirnya tubuh mereka menegang dan melemas setelah hasrat dan gairah tersalurkan.

Kecupan dan sentuhan bibir keduanya mengakhiri kegiatan biologis mereka di kamar mandi sebelum mengeringkan tubuh dan bersiap menikmati waktu berdua dengan penuh canda dan tawa bahagia. 

 “Sayang, aku punya kejutan untuk kamu ....” ucap Jimmy, wajahnya bersinar diantara senyum yang melengkung indah di wajahnya.

Malam itu, mereka duduk bersantai di sofa depan televisi di ruang tengah yang memang dikhususkan untuk ruangan keluarga.

“Kejutan apa? Paling bunga lagi, ‘kan?” sahut Lelly sembari merebahkan kepalanya di dada Jimmy dengan mesra dan sedikit manja. Mereka benar-benar tampak harmonis, beberapa bulan membangun rumah tangga dengan cinta dan kasih sayang tulus. 

Mereka selalu saling memberi kejutan pada waktu yang tidak pernah terduga. Semuanya mereka lakukan untuk menjaga keutuhan rasa cinta di antara mereka berdua. Bahkan, tidak jarang Lelly sang istri yang berinisiatif memberikan sebuah kejutan untuk Jimmy.

“Enggak, dong ... udah bosen aku kasih bunga terus. Ini lebih spesial dari bunga,” ucap Jimmy sembari tersenyum melirik ke arah istrinya.

“Terus apa? Ih kamu bikin penasaran aja ...” sahut Lelly mengerucutkan bibirnya sedikit merajuk manja ke suaminya.

“Bentar, ya kamu tutup mata dulu, gak boleh intip,” kata Jimmy masih memasang senyum misterius di wajahnya, membuat Lelly semakin penasaran.

“Ih pake tutup mata segala, emang apa sih?” 

“Tutup mata dulu makanya, sayang ...” kata Jimmy,  setelah Lelly menutup matanya, tangan Jimmy tampak mengambil sesuatu di balik saku belakang celananya. 

“Nih, sekarang buka matanya sayana ...” ucap Jimmy.

“Hah? Mana kejutannya? Ih mulai bohong, ya sekarang” ujar Lelly cemberut melihat Jimmy tanpa membawa apapun. 

“Ih kata siapa aku bohong, Ini ... lihat, apa coba ini?” kata Jimmy sembari menyodorkan dua buah tiket liburan yang telah ia siapkan beberapa hari ini.

“Waaahhh! Kita liburan sayang? Yeeeeeess!!” Teriak Lelly, kedua tangannya terangkat sebelum akhirnya memeluk suaminya itu dengan sangat erat. 

“Iya sayang, aku dapat jatah liburan dari atasan aku, sayang ...” kata Jimmy.

“Wah liburan kemana, nih sayang? Ke pulau, ya? Yeeeeessss makasih sayang muuuuach!!” 

Ciuman bertubi-tubi mendarat di hampir seluruh area wajah Jimmy yang kerepotan menerima serangan mendadak seperti itu. Dengan menahan detak jatung yang tiba-tiba berubah kencang, perlahan ia berkata, “Sayang ... uummpphh... nanti aku pengen lagi, loh ....”

“Terus kenapa?”

“Kamu mau lagi?”

“Huum, biar cepet punya dedek bayi ....” 

Lelly tersenyum penuh arti, lalu pelan-pelan ia menuruni tubuh suaminya dan menarik celana pendek yang dikenakan Jimmy. Sesaat kemudian, organ vital milik Jimmy yang masih terlihat lemas itu terpampang jelas di depan kedua mata Lelly. 

 “Ih ... titidnya juga belum bangun ... diem ya sayang, aku bangunin dulu,” ucap Lelly sembari menggerakan kepalan tangannya yang sedari tadi sudah menggenggam senjata pusaka suaminya dengan lembut dan perlahan.

Sesekali, ia mendaratkan bibirnya pada ujung kepala batang itu, lalu lidahnya mulai menari-nari dengan lincah hingga senjata pusaka milik suaminya itu terlihat mengkilap.

“Aaaaaah enak sayang ... kamu pinter banget siiihh ....” kata Jimmy setelah seluruh organ vitalnya masuk ke dalam mulut Lelly yang imut itu. 

Lelly tampak semakin lahap menghisap dan menjilati seluruh permukaan organ paling sensitif milik suaminya. Lalu, setelah beberapa saat kemudian, senjata pamungkas suaminya menegang, keras seperti kayu bulat panjang dan memerah. 

Tanpa banyak bicara tiba-tiba Lelly menarik turun celana pendek sekaligus celana paling dalam yang dikenakan suaminya hingga terlepas seluruhnya. 

Jimmy benar-benar menikmati kebinalan sang istri yang tengah memproses libidonya hingga mendidih sampai ke ubun-ubun. Sembari menahan rasa geli yang kenikmatannya tidak dapat diukur lagi dengan kata-kata semacam apapun, Jimmy merasa lebih terangsang saat melihat wajah istrinya yang cantik, puth bersih itu aktif memainkan perannya. 

Dan tanpa Jemmy duga sebelumnya, baru kali ini Lelly berani menjilati kantung telurnya hingga tembus ke ujung lubang bokong Jimmy.

“Uuuuh sayaaang enaaak bangeeet aaaaah aaaah kamu jadi nakal sekarang, aaaah aaah enak sayaaaang” 

Jimmy benar-benar kelonjotan menikmati serangan lidah Lelly yang kian liar dan berbahaya. Lelly terus saja memberikan service mulut yang ia pelajari dari obrolan sesama wanita yang sudah menikah di kantor dan saat ini ia sengaja terapkan ke suaminya. 

“Enak sayang? Titidnya udah basah, nih ... hehe ... mmmhhh sssllrpp sssllrrp” 

Di sela-sela pergerakan bibir dan lidahnya, Lelly berceloteh manja ke suaminya sembari melirik genit.

“Enak banget sayaang uuuh ssshh ssshhh ...”  Tanpa sadar, Jimmy pun kembali mendesah pelan, tampak kedua matanya menutup dan membuka secara bergantian, ia benar-benar menikmati rangsangan demi rangsangan yang diberikan istrinya. 


Bab 2 – Malma Romantis

Setelah dirasanya cukup, Lelly lalu melepas semua pakaian yang ia kenakan, diikuti suaminya yang segera melepas baju yang membalut tubuhnya. Satu detik berikutnya, Lelly memberikan ciuman mesra pada bibir Jimmy, bibir mereka berpagut dalam irama malam yang syahdu dan romantis. Kecupan demi kecupan saling mendarat menyusuri setiap lekuk tubuh, membuat libido mereka semakin menggelora.

“Kamu bener-bener bikin aku jatuh cinta, sayang ... mmmmh mmmhh” ucap Jimmy disela-sela ciuman mereka. Lelly pun membalas dengan sebuah senyuman manis. Sementara tangan kanan Lelly terus saja mengocok batang kelelakian Jimmy yang sudah sedari tadi tegak menjulang.

Jimmy mulai tidak tahan jika ia hanya berdiam diri menikmati serangan yang dilancarkan oleh istrinya. Tangannya lalu dengan sigap memberikan remasan lembut pada buah di dada Lelly, dan itu membuat Lelly seakan terbang melayang menembus awang-awang.

“Mmmh sayaaang teruuus aaaaah aaahh aaaauwh hisap, saayaaaang ... aaaah” desah Lelly sembari merem melek.

Jimmy segera menurunkan kepalanya dan melumat habis buah di dada istrinya, hingga ujung dada yang imut berwarna coklat itu mencuat menegang seakan ingin merasakan kelembutan hisapan Jimmy. Lelly sungguh-sungguh merasakan sensasi luar biasa dari hisapan yang dilakukan Jimmy pada dadanya.

“Saayyyaaaang geliii bangeeet ... uuuh hiisap teruus sayaaang ...” desah Lelly. Tangan Jimmy lalu turun hingga ke bokong Lelly dan meremas pantatnya yang indah dan membulat kencang dan mulus itu. 

Cukup lama Jimmy menikmati tubuh Lelly tanpa penetrasi tapi karena tubuh Lelly yang terlalu sensitif menerima rangsangan dari Jimmy,  hingga akhirnya Lelly merasakan puncak orgasme. 

“Aaaaaaaarggghh sayaaang akuuu nyampeeeeee aaaaah aaah ...” erangnya saat ia mencapai puncak orgasme. 

“Wah kamu baru di hisap begitu aja udah keluar sayaang” kata Jimmy sembari tersenyum geli. 

“Aku gak tahan sayaaang, gelii banget ... lagian kamu semangat banget ngisepnya” kata Lelly setengah malu.

“Siapa yang gak semangat kalo ngeliat keindahan kayak gini, sayaaang mmmh mmmh ...” kata Jimmy lalu kembali menghisap gumpalan daging kecil berwarna merah muda di puncak dada Lelly.

“Aaaauwh .... udah sayaaang gantian, kamu belum keluar, ‘kan ...” kata Lelly.

“Lanjutin di kamar aja kalo gitu, yuk” ajak Jimmy yang ditanggapi dengan sebuah anggukan dan sebuah senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya. Lalu Jimmy menggendong istrinya ke arah kamar pribadi mereka.

Di kamar itu Jimmy lalu merebahkan tubuh Lelly di ranjang besar mereka. Dan kini Lelly yang pasrah menikmati serangan Jimmy, setelah orgasme tadi tubuhnya tampak melemas. 

Jimmy kini mulai menjilati area kewanitaan istrinya yang bersih terawat dan gundul tanpa bulu. Lelly terlihat kelonjotan menikmati jilatan sang suami, tubuhnya seperti menari, meliuk ke arah kanan dan kiri tanpa bisa menahan diri. 

“Aaaah sayaaaang teruuus uuuuh jilat sayaaang aaah enaakhh” erangan dan desahannya kini terdengar semakin keras. Sementara itu, Lelly meremasi kedua buah di dadanya sendiri sembari memainkan daging kecil di puncak dadanya. 

Beberapa saat kemudian, Jimmy lalu merubah posisinya menjadi saling menjilati area paling sensitif pada tubuh mereka. Dengan gaya enam sembilan, Lelly yang melihat senjata pusaka Jimmy ada di depannya segera memasukkannya ke dalam mulutnya dan menghisapi dengan kuat.

“Aaaauwh enaaak sayaaang jilat punyaku sayaaang uuuuh iyaaa disituuuh uuuuh enaaak sayaang” desah Lelly.

Puas melihat kepunyaan istrinya yang sudah mulai basah mengkilap, Jimmy lalu memposisikan dirinya di antara kedua paha Lelly yang telah terbuka lebar. Lelly benar-benar siap menyambut senjata pusaka milik sang suami hingga masuk ke dalam saluran rahimnya. 

“Aaakkh masukin sayaaang, aku siaaap mmmmmh” erang Lelly. 

Detik berikutnya senjata pusaka Jimmy pun melesat masuk membelah celah sempit milik istrinya tanpa hambatan apapun. Jimmy merasakan jepitan miss V istrinya yang kencang dan licin karena sudah disertai ludahnya yang sebelumnya ia jilati.

“Kamu cantik sayaaang, apalagi kalo lagi kayak gini aaaah” puji Jimmy melihat istrinya benar-benar menikmati tusukan batang kelelakiannya. 

“Aaauwh uuuh uuuhh mmmmh kamu nakaal ihh aaaah enaaak sayaaang” desah Lelly.

Lelly tampak menikmati setiap tusukan demi tusukan beserta sensasi yang ditimbulkan dari setiap gesekan di dalam rongga area kewanitaannya. Sementara itu Jimmy mulai meningkatkan tempo hentakan dan tusukannya.

“Aaah iyaaa sayaang yang kenceeeng uuuh nikmaaat aaaauwh aaaaah aah ssssh enak bangeet” Lelly kembali mendesah dan mengerang kencang.

Beberapa saat kemudian, Jimmy sudah berada di bawah sedangkan Lelly mulai bergerak liar seolah sedang menunggang kuda, memasukkan organ paling vital milik Jimmy ke dalam area kewanitaannya.

“Mmmh saaayaaang enaaak uuuh” erang Lelly saat sebagian tubuh Jimmy menyatu dengan tubuhnya. 

“Goyang sayaang, uuuhhh enaak ....” Jimmy pun sama-sama mendesah merasakan kenikmatan yang tidak terkira itu.

Lelly bak wanita yang sedang menaiki kuda pacu yang sedang berlomba, demi menggapai puncak kenikmatan. 

“Aaaauwh saayaaaang kamu seksiii bangeet uuuhh uuhh uuuhh” celoteh Jimmy. Lelly tidak menanggapi komentar suaminya dan terus menggenjot batang milik sang suami.

Jimmy mengimbanginya dengan kembali meremasi kedua buah di dada Lelly yang bergoyang mengikuti irama hentakan genjotannya. 

“Sayaang aku gak tahaaan mauu keluaar lagiii aaah aah aaah” desah Lelly.

“Keluarin ajaaa sayaaang uuuh enaak bangeeet punya kamuu, sayaang ...” kata Jimmy kembali meracau.

Beberapa detik kemudian Jimmy melihat tubuh istrinya mulai menegang diikuti hentakan orgasmenya 

“srrrrr sssrrrrr sssrrrrr” 

“akuuu nyampeee, sayang ... mmmmh aaakkhh ...” 

Tubuh Lelly tampak bergetar halus, keringat mulai membanjiri tubuh keduanya, dengan napas yang masih memburu, Lelly menutup kedua matanya sebelum akhirnya kembali terbuka dengan senyum puas terukir di wajahnya.

“Enak, ya sayang? Sampai kayak gitu orgasmenya ...” tanya Jimmy.

“Iyaa sayang ... aaaah akuuu capek sayaang ... uuh tapi kamu belum keluar, ya?” 

Kata Lelly mencoba mengatur deru napasnya sembari mempertahankan  goyangan yang masih ia lakukan, seakan Lelly tak ingin kehilangan rasa nikmat tertancap sesuatu yang menjadi senjata pamungkas suaminya itu. 

“Gak apa-apa sayang, kita istirahat bentar nanti lanjut lagi ...” 

Jimmy memang selalu pengertian bagaimana kondisi istrinya. Dia tidak ingin egois menikmati indahnya bercinta sendirian.

“Aku masih kuat kok sayang, ayo lanjut lagi” ajak Lelly

Tanpa banyak bicara Lelly langsung memposisikan dirinya dengan menungging di sebelah Jimmy. Jimmy yang melihat posisi istrinya, segera bangun dan paham apa yang diinginkan istrinya. 

Dan satu detik kemudian, sebagian tubuh Jimmy kembali menyatu kedalam tubuh istrinya yang menyodorkan bokong indahnya itu. 

Lelly yang sudah lelah hanya pasrah menerima tusukan demi tusukan dan hentakan pinggul Jimmy yang kian lama kian bertambah kencang.

“Aaaauh saayaaang pelaan-pelaan ... aaaah aaaah aaah enaak aaah” erang Lelly semakin meracau. 

“Mmmh enak sayang, kepunyaan kamu benar-benar bikin aku ketagihan” kata Jimmy, menutup kedua matanya, lalu kembali melihat tubuh istrinya yang putih, bersih dan mempunyai bentuk sempurna itu.



Bab 3 – Bersiap Liburan

Jimmy terus saja memompa tubuh Lelly dan meremasi bokongnya yang membulat kencang itu. Hentakan demi hentakan dilancarkan Jimmy semakin cepat, membuat erangan Lelly semakin bertambah keras, tampaknya ia tidak kuasa lagi menahan nikmat yang bertubi-tubi ia rasakan.

“Aaaah sayaaang pelan2 akuu bisaa keluaar lagii nantii aaah aaah aaah aaah” desah Lelly diantara deru napasnya yang memburu.

Jeritan erangan Lelly semakin membakar birahi Jimmy. Ia sangat suka mendengar erangan istrinya yang keras.

“Saaayyyaaang aku mauu keluar lagii aaah aaah” erang Lelly.

“Tahan sayaang akuu jugaa mauu keluuaar uuuhh uuuuh uuh enak banget, sayaang .... ” Jimmy pun sama-sama meracau.

Beberapa saat kemudian, tubuh mereka tiba-tiba menegang bersamaan, lalu sebelum akhirnya melemas, beberapa semprotan luar biasa kencang membasahi ruang rahim Lelly hingga lima kali. 

“Crooot crrroooot crooot!”

“Aaaargh aaaarrgh enaaak sayang” 

Jimmy mendesah, keringatnya benar-benar membasahi hampir seluruh tubuh, Kenikmatan itu semakin lengkap saat ia merasakan siraman orgasme Lelly pada senjata pusakanya yang masih tertancap di tubuh Lelly.

Mereka pun telungkup lemas setelah sampai di puncak kenikmatan itu lalu tubuh Jimmy merapat, jatuh di atas punggung Lelly sebelum akhirnya mereka tertidur pulas, setelah pertarungan yang mencapai alam syurgawi.

Keesokan harinya setelah menjalani rutinitas kesehariannya seperti biasa mereka berkumpul di ruang tengah sembari menonton serial televisi. Mereka membicarakan tentang rencana bulan madu mereka pada akhir minggu sebelum kembali melanjutkannya dengan bercinta. Jimmy memang memiliki hasrat birahi yang sangat tinggi. Apalagi jika melihat Lelly sang istri, birahinya pasti tidak akan pernah surut selama berada disamping Lelly. Beruntung bagi Lelly dia memiliki suami yang dapat memuaskan aktivitas hubungan biologisnya.

Pada hari yang sudah ditentukan, acara bulan madu yang sempat tertunda karena rutinitas pekerjaan keduanya, akhirnya Jimmy dan Lelly berangkat menuju lokasi tempat wisata di selatan pulau jawa timur. Tempat wisata ini berupa sebuah pulau dengan keindahan bawah laut yang membuat mata siapa saja yang meilhatnya terkesima. 

Belum banyak wisatawan yang mengetahui tempat ini. Hanya beberapa penduduk yang menetap tinggal di pulau ini saja yang mengetahui lokasi alam di pulau itu, dan bahkan sebagian besar pulau ini masih ditumbuhi hutan-hutan belantara.

Setiba di pulau dan menginap di sebuah motel kecil di pulau itu, mereka berinisiatif untuk menaruh barang bawaan mereka dan beristirahat sejenak menikmati suasana sunset dari balik motel yang mereka tempati. Suasana romantis ini menambah kemesraan dan kehangatan hubungan mereka.

Keesokan harinya mereka sepakat berjalan dan berlayar dengan perahu nelayan menyusuri hutan bakau di pulau seberang. Mereka menyewa sebuah perahu nelayan untuk beberapa hari di pulau itu. Nelayan itu bernama Joddy berusia sekitar 32 tahun, ia sudah cukup lama tinggal di pulau itu.

Selama perjalanan menyeberangi lautan ke pulau, pasangan yang sedang berbulan madu ini tampak bersuka cita. Mungkin karena mereka bisa lepas dari rutinitas membosankan dan hiruk pikuk kota. Kegiatan yang sangat menjenuhkan itu hilang setelah melihat suasana indah di tempat yang mereka gunakan untuk bulan madu.

“Wah kalian pasangan baru, ya? Lengket banget ...” kata Joddy tersenyum lebar.

Nelayan itu sebenarnya iri melihat kemesraan antara Jimmy dan Lelly. Bagaimana tidak, faktor ekonomi yang menyebabkan Joddy tidak bisa pulang ke pulau jawa, dimana istrinya berada di kampung.

Joddy, berada di tempat wisata ini untuk mencari uang, pekerjaan sebagai nelayan hanyalah sebagai usaha sampingan disaat tempat wisata itu sepi oleh pengunjung. Karena istrinya yang berada jauh, mengakibatkan Joddy tidak mempunyai tempat untuk melampiaskan napsunya secara halal. 

Sering sekali Joddy mengkhayal dan membayangkan dirinya sedang menyetubuhi pegawai tempat wisata di sana, tapi kesetiaannya pada istri membuat dia tidak berani mengkhianati istrinya.

Di tengah laut, mereka tampak bahagia menikmati perjalanan di atas laut hingga tidak menyadari cuaca di atas langit sekejap berubah memburuk. 

Angin kencang membuat perahu mereka terombang ambing dengan sangat kencang, sampai akhirnya tiba-tiba muncul sebuah gelombang besar dan menghantam mereka. 

“Aaaaaaaaaaaaaa!!!”

“Tolooong!” 

“Aaaaaaaaaaaaaaa!!!”

Mereka bertiga berteriak kencang dengan panik, dan sedetik kemudian, gelombang setinggi 5 meter itu pun menenggelamkan perahu mereka.

Lelly dan Jimmy terpisah jauh dari perahu yang mereka tumpangi, sedangkan perahu mereka masih ada walau dengan kondisi terbalik. Joddy yang berada tidak terlalu jauh dari perahunya, segera berusaha menyelamatkan Lelly yang shock mengalami kejadian mengerikan seperti itu akhirnya pingsan dan hanyut. Beberapa lama kemudian Lelly dan Joddy pun terdampar di pulau yang mereka tuju dalam kondisi pingsan.

Mereka tampak tergeletak pingsan, lalu tidak lama kemudian perlahan-lahan tampak tubuh Joddy menggeliat dan kembali dengan kesadarannya. Joddy segera membangunkan Lelly dari pingsannya, menepuk tubuh Lelly dengan pelan sampai akhirnya Lelly pun sadar dan menangisi Jimmy yang entah berada dimana. 

Setelah beberapa waktu kemudian, Lelly dan Joddy berusaha mencari Jimmy, mereka berharap Jimmy pun sama terdampar di pulau itu. Dengan sabar dan telaten mereka menyusuri pinggiran pulau. Lelly tanpa henti menangis dan berteriak histeris, ia sangat sedih dan khawatir dengan kondisi Jimmy yang entah berada dimana.

Di tengah pencarian, ia berharap menemui penduduk setempat yang menjaga pulau itu, atau beberapa gubuk yang ada di sekitar pinggir pulau agar mereka dapat menggali informasi mengenai orang hilang. 

Mereka terus menyusuri pulau itu tanpa lelah, berharap menemukan Jimmy terdampar di pulau yang sama dengan mereka. Hingga malam menjelang mereka tetap tidak menemukan Jimmy. 

Joddy sempat menyarankan Lelly untuk kembali ke pulau dan melapor pada pihak berwajib. Namun hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuat tubuh mereka berdua basah kuyup. 

Malam itu dengan segala isak tangis dan kekhawatiran Lelly, Joddy berusaha menenangkannya dan mengajaknya berteduh di salah satu gubuk warga yang kosong agar mereka bisa menginap di sana.

Hingga keesokan harinya hujan tetap tak berhenti dan mereka pun benar-benar terjebak di dalam pulau itu. Joddy berusaha mencari makanan apa saja yang bisa mereka makan agar mereka bisa bertahan hidup. 

“Makan dulu Non, nanti kita cari suami non Lelly lagi. Sekarang non makan dulu biar gak sakit” ujar Joddy merasa kasihan melihat wanita secantik itu lusuh dan penuh dengan kesedihan pada wajahnya yang semakin memucat.

Hingga akhirnya di hari ke-3 mereka masih tetap terjebak di pulau yang ternyata tidak berpenghuni itu. Hampir setiap hari mereka berusaha mencari Jimmy. Tetapi sedikitpun usaha mereka tidak membuahkan hasil. 

Sampai pada hari itu, dimana rasa putus asa sudah menyerang, dan energi dalam tubuh sudah terkuras, Lelly semakin merasa tidak mempunyai  lagi harapan. Tubuhnya menggigil, wajahnya pucat dan pakaian yang dikenakannya pun tampak sudah lusuh. 


Bab 1 – Terdampar

“Non Lelly kedinginan, ya? Kok menggigil gitu ...” tanya Joddy.

“Gak tau ... badan aku gak enak banget rasanya ...” jawab Lelly sembari menahan tubuhnya yang semakin bergetar hebat menahan dingin.

Pencarian Jimmy beberapa hari ini membuat tubuhnya drop. Selain shock, Lelly juga terus memikirkan keadaan Jimmy yang entah berada dimana sekarang. Bahkan Lelly tidak tahu apa Jimmy masih hidup atau tidak. Pikirannya benar-benar kacau, putus asa, dan khawatir yang teramat sangat.

“Saya cari obat tradisional dulu, ya buat non ... daripada nanti kenapa napa, non ...” ucap Joddy. 

“Iya Mas Joddy, terima kasih. Maaf sudah terlalu banyak merepotkan ...” kata Lelly. 

“Gak apa-apa non ini juga kan tanggung jawab saya. Sekalian saya cari bantuan, siapa tahu ada orang yang datang ke pulau ini ...” kata Joddy. 

“Saya tinggal dulu non ....” sambungnya. Sebelum pergi mencari obat-obatan tradisional.

Joddy pun pergi mencari obat tradisional yang mungkin bisa digunakan untuk Lelly agar kondisinya lebih baik. Hampir setengah hari Joddy meninggalkan Lelly di gubuk, akhirnya ia kembali dengan sebuah ramuan.

“Ini non diminum dulu. Mungkin non bisa jadi enakan.” Kata Joddy sembari memberikan ramuan itu.

Lelly benar-benar tidak berpikir negatif, karena selama ini Joddy selalu tampak baik kepadanya. Joddy pun dengan senang hati membantu Lelly yang terkena musibah. 

Setelah meminum ramuan itu, ternyata membuat efek ngantuk yang amat sangat pada Lelly.

“Yaudah non tidur aja, saya akan cari makanan buat non” kata Joddy dan meninggalkan Lelly yang mulai tertidur.

Saat kembali dari mencari makanan, Joddy melihat Lelly masih tertidur pulas. Dan saat itulah ia mulai tergoda melihat gundukan yang terlihat besar di dada Lelly. 

Semakin besar ia berusaha meredam libidonya, semakin membesar pula birahi yang ia rasakan. Tetapi ia harus menyiapkan makanan untuk Lelly, jika tidak, ia takut terjadi sesuatu hal yang buruk terjadi pada Lelly. 

Joddy segera bersiap membangunkan Lelly setelah selesai menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Tetapi, setelah berada disamping tubuh Lelly dadanya berdebar sangat kencang. Sesuatu di balik celananya benar-benar mengeras seketika. Joddy sudah tidak bisa lagi menahan diri.

“Aduuuh, cantik banget non Lelly. Buah dadanya gede, walaupun pakaiannya sudah lusuhm tapi kecantikannya sama sekali tidak berkurang sedikitpun, coba kalo istri saya kayak gini, tiap hari aku puas-puasin ...” Gumamnya dalam hati.

Entah setan datang dari mana, perlahan Joddy mulai meremas buah di dada Lelly dengan lembut. 

“Mmmmh gede banget. Kenyal, lembut ...” guman Joddy tanpa sadar. 

Joddy terus saja meremas dan meraba buah di dada Lelly yang masih tertidur pulas. Semakin lama Joddy semakin tidak bisa menahan lagi napsu birahinya. Ia pun mulai melepaskan semua pakaian yang ia kenakan. 

Joddy sudah tidak peduli lagi dengan kesetiaan yang selalu ia jaga untuk istrinya. Bahkan kondisi Lelly yang sedang diterpa kesedihan pun sudah tidak ia pikirkan lagi. Dalam pikirannya sekarang hanya ada satu, ia harus bisa memuaskan batang kelelakiannya saat ini juga. Sudah terlalu lama ia tidak merasakan nikmatnya bercinta, terlebih wanita cantik seperti Lelly sudah memberikan imajinasi lebih selama mereka di pulau.

Setelah menelanjangi diri, Joddy lalu mengocok batang pusakanya di dekat wajah cantik Lelly yang masih menutup matanya. Sedangkan tangan kanannya tidak berhenti meremas-remas dada Lelly. Joddy tampaknya masih takut untuk berbuat lebih jauh.

“Aaah non Lelly cantik banget aaaah aaah aaaah aaah enaak ...” 

Tanpa sadar Joddy mendesah sendirian. 

Beberapa saat kemudian, Lelly mulai menggeliat saat tangan kanan Joddy meremas dadanya dengan sedikit keras. Joddy tampak menghentikan aktifitasnya sebentar, ia sedikit khawatir Lelly menyadari apa yang tengah ia perbuat. 

Tetapi, satu deti kemudian Lelly pun terjaga dari tidurnya dan ia terkaget melihat Joddy sudah berada di sampingnya. 

“Mas Joddy!! APA YANG BAPAK LA…mmmmh mmh mmmmh” teriakannya seketika tertahan oleh sumpalan batang kelelakian Joddy yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam mulutnya.

Joddy yang panik melihat Lelly terbangun langsung memasukkan senjata pusakanya itu sedalam mungkin. Lelly yang tidak siap mendapat serangan itu tampak berontak dan memukul-mukul tubuh Joddy. 

Tapi apa daya, kondisi Lelly masih lemas, dan usahanya pun sia-sia, remasan demi remasan pada buah di dadanya pun semakin menjadi jadi. Joddy benar-benar sudah dikuasai napsu setan.

“Maaf non, saya benar-benar tidak tahan lagi ngelihat tubuh non. Awalnya tadi saya cuma mau usap-usap wajah non Lelly doang. Tapi ternyata non sudah bangun, uuuh enaak banget sih, bibir non itu ...” celotehnya. 

Lelly yang mendengar ucapan Joddy tidak kuasa menahan air matanya. Ternyata Joddy mempunyai sifat bejat yang terpendam. Lelly hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Ia tak mau mendapatkan musibah yang lebih besar lagi.

“Non Lelly kalo mau teriak silahkan aja. Di pulau ini gak ada orang selain kita. Kalo mau lari silahkan .. toh non Lelly gak bisa keluar dari pulau ini. Jadi kalo mau selamat mending pasrah aja dan nikmati apa mau saya ... NGERTI?!” Tiba-tiba Joddy mulai berani mengancam Lelly. Mungkin napsu birahi didalam kepalanya sudah benar-benar menguasai Joddy.

Akal sehat Lelly seketika itu juga bekerja, dan memang tak ada pilihan lain. Sudah beberapa hari lebih ia dan Joddy tidak bisa keluar dari pulau ini. Lelly pun hanya terdiam pasrah menuruti kemauan Joddy sembari terus menangis, meratapi nasibnya yang tidak pernah mengenakkan.

“Bagus. Non emang pinter” kata Joddy sambil kembali memompa mulut wanita cantik yang kehilangan suaminya ini. Lelly pun tak banyak melawan mendapat perlakuan seperti itu. Bahkan kini kaos lengan panjang itu mulai disingkap hingga menampakkan buah di dadanya yang bulat dan putih. Joddy segera melengkapinya dengan menyingkapkan bra putih yang dikenakan Lelly, sehingga kedua buah di dadanya kini sudah terbuka dengan bebas. 

“Wah non ... bener bayangan saya, toketnya gede banget, udah kencang, kenyal, bulet, putih, mulus lagi, sering di remas, ya non? Berapa ini ukurannya?”

Joddy kembali melantur, menahan segala rangsangan yang kian hebat bergemuruh dalam dirinya. 

“Mmmmh mmmmh mmmh ...” desah Lelly tertahan, karena sedari tadai bibirnya memang dipenuhi batang kelelakian milik Joddy.

Joddy terus saja meremas dan menarik-narik sebutir daging lembut di atas puncak buah di dada Lelly sembari memompa organ vitalnya ke dalam mulut Lelly. Sampai pada beberapa saat kemudian pak Joddy menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan batang miliknya yang berwarna hitam itu dari mulut Lelly.

“Sekarang non Lelly yang pilih, mau saya perkosa atau non yang mau menawarkan diri ke saya?” tanya Joddy dengan napas yang terdengar tersenggal-senggal.

“Ja.. jangaan mas… jangan permalukan saya mas.. Lelly mohoon.. Lelly gak mau ...” ucap Lelly sembari menangis. 

Mendengar ucapan Lelly, Joddy menganggap Lelly lebih memilih untuk diperkosa. “Hhmmm jadi non lebih milih diperkosa? Baiklah” kata Joddy tersenyum lebar. 

“Ja..jangan aaaah ampun pak lepasin Lelly pak aaaah aaah” desah Lelly saat pak Joddy menduduki dadanya dan menempatkan batangnya di belahan dadanya. Lelly tampak memalingkan wajahnya, ia tak mau melihat Joddy yang sedang mengerjai buah di dadanya yang membusung kencang.  


Bab 5 – Menetap

“Aaaauwh non Lelly emang bagus, cantik .... saya mau menikahi non Lelly sungguh, biar bisa menikmati kelezatan ini setiap hari ..... aaahhhh , noonn ....” Joddy kembali melantur, meracau tanpa henti. Ia benar-benar menikmatinya.

Dengan penuh semangat Joddy kembali menggesek-gesekan miliknya di belahan dada Lelly, sampai-sampai sesekali kepala batangnya itu beberapa kali menyentuh dagu Lelly. 

“Non buka celananya .... lepasin semua ....” perintah Joddy sembari menahan deru napasnya yang semakin kencang memburu menahan birahi yang sudah sampai di puncak ubun-ubunnya.

Lelly menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat, kedua tangannya tampak menghalangi ujung pangkal kedua pahanya. Tetapi Joddy sudah tidak mau lagi menunggu, dengan cepat ia menarik paksa celana yang dipakai oleh Lelly.

“Jangan, mass.... aaaahh ...”

Joddy tidak menghiraukan lagi permintaan Lelly, dengan sekali tarikan, celana yang dikenakan Lelly pun terlepas seluruhnya beserta celana paling dalam yang ia kenakan.

Baru kali ini Lelly memperlihatkan bagian-bagian tersembunyi dalam tubuhnya kepada orang lain. Sungguh beruntung Joddy yang bisa memanfaatkan keadaan.

Joddy pun lalu turun ke daerah selangkangan Lelly. Disana Joddy mulai menjilati area kewanitaan Lelly hingga Lelly mulai kelonjotan. 

“Aaaaah udaaah cukuup .... Lellyi gak mauuu aaaah aaaaah lepasin Lelly ...” erang Lelly.

Joddy bukannya berhenti, tiba2 tiga jari Joddy masuk dengan paksa ke dalam celah sempit milik Lelly. Lelly pun tersentak kaget merasakan area kewanitaannya yang seminggu ini belum lagi dimasuki sesuatu, kini tiba-tiba di rogoh oleh tangan Joddy. 

“Aaaaauh masss  aaah mmmh mmmmmh udaaaah masss” erang Lelly. 

Joddy benar-benar tidak memperdulikan teriakan erangan Lelly. Ia terus saja berkonsentrasi dengan kegiatannya. Dan tidak berselang lama kemudian, tubuh Lelly bergetar, dan melemas tiba-tiba.

“srrr ssrrrrr ssssrrrr ...” 

Lelly orgasme hebat. 

“Aaaaaaaaaaa hh ...” Lelly mendesah, matanya menutup rapat. 

Orgasme yang telah lama ia rasakan kini ia dapatkan lagi. Sayangnya itu bukan dari suaminya tapi dari nelayan yang telah bernapsu memainkan area kewanitaannya. 

“Enak yah non? Sampai kayak gitu hehehehe” celoteh Joddy tersenyum puas.

“Kalo mau, cepet masukin saja, mas!” 

Tiba-tiba Lelly berani menantang, ia seakan sudah lupa siapa dirinya. Mungkin Lelly sudah berada di puncak kepasrahan. Ia berpikir tidak ada gunanya melawan di tempat seperti ini. Lebih baik ia selesaikan napsu Joddy agar semuanya cepat berakhir. 

Sedangkan Joddy yang di tantang seperti itu merasa mendapatkan angin segar, tanpa banyak bicara ia segera menusukan kepunyaannya dengan keras dan dalam.

“Aaaaaaarggh sakiiit aaaaah aaaaah aaaah pelan-pelaan masshhh” 

Lelly menjerit, kedua tangannya merengkuh tubuh Joddy, Lelly kini telah berubah menjadi liar. Kata-kata kotor dan kasar yang ia lontarkan sungguh tidak seperti Lelly yang biasanya, yang selalu sopan dalam berbicara dan bersikap. 

“Nih non rasaain aaaah enaknya punya saya aaaaah aaah sssh uuuhh” ucap Joddy.

Dengan kasar, terus saja Joddy memompa tubuh Lelly dengan kuat dan bertenanga. Segala posisi, Joddy peragakan. Entah sudah berapa kali Lelly mencapai orgasme. Tapi pak Joddy belum juga menunjukkan tanda-tanda akan mencapai klimaks.  Joddy meminta Lelly untuk menungging. Lelly sendiri telah kehabisan tenaga meladeni napsu Joddy.

“Aaaah aaaaah punyanya non Lelly enak banget non aaaah ahh enak kan di masukin punya saya, non?” Joddy kembali meracau.

“Aaaaah aaah ssssh ssssh aaaah aaah” 

Lelly hanya bisa mendesah dan menahan segala rangsangan yang diterimanya.

Lalu, tiba-tiba untuk kesekian kalinya Lelly mulai menegang lagi, jepitan area kewanitaannya semakin erat menjepit batang pusaka milik Joddy. 

“sssrrrr ssssrrrrr ssssr ...”

Lelly kembali lemas setelah orgasme untuk kesekian kalinya dan akhirnya pingsan kehabisan tenaga.

Sementara itu, pak Joddy yang akan mencapai klimaks terus saja menggenjot tubuh Lelly hingga akhirnya tubuh Joddy tampak menegang. 

“Crroooot crrooot crrrooot....”

Cairan putih kental milik Joddy mengalir deras ke dalam rahim Lelly. Setelah sekian lama ia tidak pernah menyentuh tubuh wanita, baru kali ini Joddy kembali lagi merasakan nikmatnya bercinta. Sjoddy merasa sangat beruntung mendapatkan Lelly yang cantik dengan kulit putih mulus serta bentuk tubuh yang sempurna.

Malam itu Joddy menjadikan Lelly sebagai pemuas napsunya. Seolah tanpa mengenal kata lelah, Joddy terus saja menggenjot Lelly dan menyemprotkan cairan putihnya ke dada, perut, punggung, bahkan wajah Lelly. Sampai-sampai, cairan yang keluar dari dalam batang kelelakiannya sudah mengencer dan tersisa sedikit.

Pagi harinya Lelly terbangun dari pingsan dan merasakan badannya seperti remuk tanpa tulang. Saat ia membuka mata dia melihat Joddy tertidur kelelahan disampingnya dengan batang kelelakiannya yang menempel di pinggangnya. Dan ia melihat, di tubuhnya penuh dengan cairan-cairan putih kental milik Joddy.

Akhirnya, setelah malam itu dan waktu berlalu dengan cepat, Lelly pun menerima Joddy yang terus memberinya kehangatan disaat jiwanya sedang bimbang kehilangan Jimmy sang suami. Joddy terus saja memberi kehangatan ragawi dan memberikan kepuasan batin yang tidak di dapatkan Lelly dari suaminya.

Hingga akhirnya hampir satu bulan berlalu, Jimmy suaminya di nyatakan hilang dan Lelly pun kini memilih untuk menetap di pulau itu dan hidup bersama Joddy, menjalani kehidupan yang berbeda dari sebelumnya di kota.

Mereka menetap di pulau yang tudak berpenghuni itu, Joddy dengan penuh rasa tanggung jawab berusaha membuatkan sebuah rumah yang layak dari kayu-kayu, bebatuan dan pasir yang ia kumpulkan secara manual sendirian. 

Lelly merasa hidupnya kini benar-benar berbeda, seakan-akan ia hidup pada jaman dahulu, dimana kehidupan perkotaan belum ada. Dan ia mulai menikmatinya.



---------   T A M A T    ---------



Post a Comment

Post a Comment